Rabu, 15 Agustus 2012

PENDEKATAN STRUKTURALISME PADA PUISI “SURAT KEPADA BUNDA: TENTANG CALON MENANTUNYA” KARYA W. S. RENDRA

PENDEKATAN STRUKTURALISME PADA PUISI “SURAT KEPADA BUNDA: TENTANG CALON MENANTUNYA” KARYA W. S. RENDRA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian dan Apresiasi Puisi
Dosen Pengampu Dr. Nugraheni. M.Pd.











Oleh :
M Bagus Priyo Sambodo
K1208031

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011


Surat Kepada Bunda:
Tentang Calon Menantunya

Mama yang tercinta,
akhirnya kutemukan juga jodohku
seseorang yang bagai kau:
sederhana dalam tingkah dan bicara
serta sangat menyayangiku.

Terpupuslah sudah masa-masa sepiku.
Hendaknya berhenti gemetar rusuh
hatimu yang baik itu
yang selalu mencintaiku.
Karena kapal yang berlayar
telah berlabuh dan ditambatkan.
Dan sepatu yang berat serta nakal
yang dulu biasa menempuh
jalan-jalan yang mengkhawatirkan
dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara,
kini telah aku lepaskan
dan berganti dengan sandal rumah
yang tenteram, jinak dan sederhana.

Mama,
Burung dara jantan yang nakal
yang sejak dulu kaupiara
kini terbang dan telah menemui jodohnya.
la telah meninggalkan kandang yang kaubuatkan
dan tiada akan pulang
buat selama-lamanya.

Ibuku,
Aku telah menemukan jodohku.
Janganlah kau cemburu.
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti:
pada waktunya, aku mesti kaulepaskan pergi.

Begitu kata alam. Begitu kau mengerti:
Bagai dulu bundamu melepas kau
kawin dengan ayahku. Dan bagai
ibunda ayahku melepaskannya
untuk mengawinimu.
Tentu sangatlah berat.
apabila telah dimengerti
apabila telah disadari.

Hari Sabtu yang akan datang
aku akan membawanya kepadamu.
Ciumlah kedua pipinya
berilah tanda salib di dahinya
dan panggillah ia dengan kata: Anakku!

Bila malam telah datang
kisahkan padanya
riwayat para leluhur kita
yang ternama dan perkasa.
Dan biarkan ia nanti
tidur di sampingmu.

la pun anakmu.
Sekali waktu nanti
ia akan melahirkan cucu-cucumu.
Mereka akan sehat-sehat dan lucu-lucu.
Dan kepada mereka
ibunya akan bercerita
riwayat yang baik tentang nenek mereka:
bunda-bapak mereka.

Ciuman abadi
dari anak lelakimu yang jauh,

Willy.





















PENDEKATAN STRUKTURALISME PADA PUISI “SURAT KEPADA BUNDA : TENTANG CALON MENANTUNYA” KARYA W. S. RENDRA

A.      Tipografi
Tipografi yaitu penyusunan baris dan bait dalam puisi.
Pada Puisi “Surat Kepada Bunda: Tentang Calon Menantunya”, Rendra menggunakan tipografi yang teratur dengan baris dan bait yang tidak sama. Penggolongan jenis tipografi tersebut dapat dilihat dari jumlah kata tiap baris yang tidak sama dan jumlah baris tiap bait yang berbeda pula. Namun, Rendra tetap memperhitungkan dan memperhatikan rima dalam puisinya. Hal itu dapat dilihat pada pemakaian kata yang berfonem akhir sama. Kesamaan bunyi akhir pada setiap baris dalam bait tersebut bertujuan untuk memperindah puisi dan menekankan maknanya. Jika pengarang mampu menyusun kata-kata secara rapi dan rima yang teratur justru puisi akan terlihat indah karena baris-baris puisi dapat tersusun secara terpadu.
Contoh:
....
Ibuku
Aku telah menemukan jodohku
Janganlah kau cemburu
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti
Pada waktunya, aku mesti kau lepaskan pergi
....
B.       Kata dan Diksi
1.      Kata
Kata dipandang memiliki bunyi dan arti tertentu.
Dalam puisi “Surat Kepada Bunda : Tentang Calon Menantunya”,terjadi pula deotomatisasi dan defamiliar. Akan tetapi, sebagian besar kata dalam puisi tersebut disusun dengan sederhana, tidak terlalu ber-deotomatisasi dan defamiliar.

2.      Diksi
Diksi dalam puisi dilakukan dengan pemilihan kata konotasi.
Puisi tersebut menggunakan diksi yang umum dan sederhana. Sama halnya dengan judulnya, puisi tersebut dikemas dengan sederhana dan mudah dimengerti. Namun, penyair tetap menyisipkan keindahan dalam diksinya yang sederhana, dengan memilih kata-kata yang disusunnya menjadi untaian kata bermakna konotatif. Misalnya, penyair mengumpamakan dirinya yang telah mendapatkan jodoh, dengan kalimat :
….
Kerna kapal yang berlayar
Telah berlabuh dan ditambatkan
Dan sepatu yang berat serta nakal
Yang dulu biasa menempuh
Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara
Kini telah aku lepaskan
Dan berganti dengan sandal rumah
Yang  tentram, jinak dan sederhana
….
C.      Bahasa Kiasan dan Bahasa Retorik
1.      Bahasa Kias
Bahasa kiasan yaitu penggantian arti dalam puisi untuk memperoleh efek tertentu. Penyair menggunakan bahasa kias, antara lain sebagai berikut:
a)    Majas perbandingan, yaitu membandingkan dua hal dengan menggunakan kata pembanding.
….
Seseorang yang bagai kau
Sederhana dalam tingkah laku dan bicara
Serta sangat menyayangimu
….
b)   Majas Personifikasi, yaitu memberikan sifat benda hidup kepada benda mati. Jika penyair ingin  menghidupkan benda mati seolah-olah hidup, maka penyair harus memiliki imajinasi yang lebih luas agar bisa merangkaikan kata-kata dengan sebuah benda yang bisa dijadikan  sebuah inspirasi bagi penyair. Contoh penggunaan majas personifikasi sebagai berikut.
....
Dan sepatu yang berat serta nakal
yang dulu biasa menempuh
....
c)    Metafora
....
dan berganti dengan sandal rumah
yang tenteram, jinak dan sederhana.
....
2.      Bahasa Retorik
Bahasa retorik digunakan untuk memberi kesan penegasan atau menarik perhatian pembaca. Misalnya, terjadi pengulangan (repetisi). Penyair mengulang-ulang penggilan “Mama” hampir di setiap awal bait. Jadi penggunaan bahasa kiasan dan bahasa retorik sering digunakan oleh pengarang dalam membuat puisi karena bahasa ini sebagai pengganti arti dalam puisi untuk memperoleh efek keindahan. Karena pembaca akan tertarik pada puisi yang disukai berdasarkan penggunaan kata-kata yang diberi bahasa kiasan untuk lebih memperindah bahasa puisi dan menimbulkan daya imajinasi pembaca sehingga bisa mudah dipahami atau dihayati oleh pembaca. Jadi yang menggunakan daya imajinasi tidak hanya penyair saja dalam menciptakan puisi tetapi pembaca juga menggunakan imajinasi agar bisa menyeimbangkan antara pikiran penyair dan pembaca.


D.      Rima, Aliterasi, dan Asonansi
1.      Rima
Rima merupakan persamaan bunyi di akhir kata yang terdapat antarbaris dalam satu bait. Rima terdiri dari rima awal, rima tengah, rima akhir.
Misal rima yang  terdapat pada puisi berjudul Surat Kepada Bunda Tentang Calon Menantunya.
Ada bermacam-macam bentuk rima yaitu :
a.    Rima tak sempurna.
Yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
Contoh:
....
     Tentu sangatlah berat
     Apabila telah dimengerti
     Apabila telah disadari
     ....
b.    Rima mutlak.         
Yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi).
Contoh :
....
     Aku telah menemukan jodohku
     Janganlah kau cemburu
     Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti
     Pada waktunya, aku mesti kau lepaskan pergi
     ....
c.    Rima tertutup.
yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
Contoh:
....
Yang dulu biasa menempuh
Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara
Kini telah aku lepaskan
Dan berganti dengan sandal rumah
Yang tenteram, jinak dan sederhana
....
d.   Rima sejajar.
yaitu persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.
Contoh:
....
Begitu kata alam, begitu kau mengerti
     Bagai dulu bundamu melepas kau
     Kawin dengan ayahku, dan bagai
     Ibunda ayahku melepaskannya
     Untuk mengawinimu
     ....
2.      Aliterasi yaitu persamaan bunyi konsonan pada suatu baris puisi. Dalam puisi tersebut tidak ditemukan aliterasi dalam setiap baitnya.
3.      Asonansi yaitu persamaan bunyi vokal pada satu baris puisi. Asonansi dalam puisi Rendra tersebut dapat dijumpai pada :
….
Bila malam telah datang
Kisahkan padanya
….
E.       Imaji
Imaji merupakan citra atau bayangan yang muncul dalam pikiran pembaca puisi. Tanpa imajinasi pembaca belum tentu dapat memahami isi dari puisi tersebut, karena kata-kata dalam puisi tersebut menggunakan beragam bahasa yang terkadang belum familiar dikalangan masyarakat, sehingga pembaca kurang bisa memahami isi atau makan yang tersirat dalam puisi tersebut. Contoh penggunaan imaji dalam puisi “Surat Kepada Bunda: Tentang Calon Menantunya”, yaitu:
1.    Indera Penglihatan
a.    Bila malam telah datang
b.    Karena kapal yang berlayar
c.    Telah berlabuh dan ditambatkan
d.   Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara
e.    Burung  dara jantan yang nakal
f.     Kini terbang dan telah menemui jodohnya
g.    Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
2.    Indra pendengaran
a.    dan panggillah ia dengan kata: Anakku!
b.    ....
kisahkan padanya
riwayat para leluhur kita
....
F.       Tema dan Amanat
1.      Tema
Tema yang diangkat dalam puisi tersebut ialah kekeluargaan, kerinduan, dan kasih sayang antara ibu dan anaknya.
2.      Amanat
Amanat yang ingin disampaikan penyair yaitu seberapa inginnya ia membahagiakan ibunya dengan mencari calon pendamping hidup yang baik dan sayang pula dengan ibunya. Dengan kata dan diksinya pun penyair ingin mempengaruhi pembaca, menggugah rasa cinta pembaca kepada orang tua, terutama ibu, dan berharap semua anak dapat memberikan kebahagiaan untuk ibunya. Selain itu amanat yang ingin disampaikan oleh penyai yaitu bahwa hendaknya orangtua itu menyayangi menantu seperti menyayangi kita seperti yang terdapat dalam puisi.
....
Hari Sabtu yang akan datang
aku akan membawanya kepadamu.
Ciumlah kedua pipinya
berilah tanda salib di dahinya
dan panggillah ia dengan kata: Anakku!
....
G.      Makna Puisi
Rendra dalam puisi “Surat Kepada Bunda: Tentang Calon Menantunya” ingin menyampaikan kabar suka cita kepada ibunya, bahwa ia telah menemukan tambatan hati yang menurutnya tepat, dapat menyayangi dirinya dan ibunya pula. Dalam puisi tersebut Rendra juga menyampaikan permintaan kepada ibunya untuk ikhlas melepaskannya untuk menikah nanti dan juga menyayangi pilihan hatinya seperti menyayangi dirinya. Dengan sepenuh hati Rendra meyakinkan pilihan hatinya kepada ibunya serta dengan sabar dan penuh kasih sayang ia memberikan pengertian-pengertian agar ibunya ikhlas dan lebih mudah untuk melepaskannya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar