PENDEKATAN STRUKTURALISME PADA PUISI “SURAT KEPADA BUNDA: TENTANG CALON
MENANTUNYA” KARYA W. S. RENDRA
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Kajian dan Apresiasi Puisi
Dosen Pengampu Dr.
Nugraheni. M.Pd.
Oleh :
M Bagus Priyo Sambodo
K1208031
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
Surat
Kepada Bunda:
Tentang Calon Menantunya
Mama yang tercinta,
akhirnya kutemukan juga jodohku
seseorang yang bagai kau:
sederhana dalam tingkah dan bicara
serta sangat menyayangiku.
Terpupuslah sudah masa-masa sepiku.
Hendaknya berhenti gemetar rusuh
hatimu yang baik itu
yang selalu mencintaiku.
Karena kapal yang berlayar
telah berlabuh dan ditambatkan.
Dan sepatu yang berat serta nakal
yang dulu biasa menempuh
jalan-jalan yang mengkhawatirkan
dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara,
kini telah aku lepaskan
dan berganti dengan sandal rumah
yang tenteram, jinak dan sederhana.
Mama,
Burung dara jantan yang nakal
yang sejak dulu kaupiara
kini terbang dan telah menemui jodohnya.
la telah meninggalkan kandang yang kaubuatkan
dan tiada akan pulang
buat selama-lamanya.
Ibuku,
Aku telah menemukan jodohku.
Janganlah kau cemburu.
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti:
pada waktunya, aku mesti kaulepaskan pergi.
Begitu kata alam. Begitu kau mengerti:
Bagai dulu bundamu melepas kau
kawin dengan ayahku. Dan bagai
ibunda ayahku melepaskannya
untuk mengawinimu.
Tentu sangatlah berat.
apabila telah dimengerti
apabila telah disadari.
Hari Sabtu yang akan datang
aku akan membawanya kepadamu.
Ciumlah kedua pipinya
berilah tanda salib di dahinya
dan panggillah ia dengan kata: Anakku!
Bila malam telah datang
kisahkan padanya
riwayat para leluhur kita
yang ternama dan perkasa.
Dan biarkan ia nanti
tidur di sampingmu.
la pun anakmu.
Sekali waktu nanti
ia akan melahirkan cucu-cucumu.
Mereka akan sehat-sehat dan lucu-lucu.
Dan kepada mereka
ibunya akan bercerita
riwayat yang baik tentang nenek mereka:
bunda-bapak mereka.
Ciuman abadi
dari anak lelakimu yang jauh,
Willy.
Mama yang tercinta,
akhirnya kutemukan juga jodohku
seseorang yang bagai kau:
sederhana dalam tingkah dan bicara
serta sangat menyayangiku.
Terpupuslah sudah masa-masa sepiku.
Hendaknya berhenti gemetar rusuh
hatimu yang baik itu
yang selalu mencintaiku.
Karena kapal yang berlayar
telah berlabuh dan ditambatkan.
Dan sepatu yang berat serta nakal
yang dulu biasa menempuh
jalan-jalan yang mengkhawatirkan
dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara,
kini telah aku lepaskan
dan berganti dengan sandal rumah
yang tenteram, jinak dan sederhana.
Mama,
Burung dara jantan yang nakal
yang sejak dulu kaupiara
kini terbang dan telah menemui jodohnya.
la telah meninggalkan kandang yang kaubuatkan
dan tiada akan pulang
buat selama-lamanya.
Ibuku,
Aku telah menemukan jodohku.
Janganlah kau cemburu.
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti:
pada waktunya, aku mesti kaulepaskan pergi.
Begitu kata alam. Begitu kau mengerti:
Bagai dulu bundamu melepas kau
kawin dengan ayahku. Dan bagai
ibunda ayahku melepaskannya
untuk mengawinimu.
Tentu sangatlah berat.
apabila telah dimengerti
apabila telah disadari.
Hari Sabtu yang akan datang
aku akan membawanya kepadamu.
Ciumlah kedua pipinya
berilah tanda salib di dahinya
dan panggillah ia dengan kata: Anakku!
Bila malam telah datang
kisahkan padanya
riwayat para leluhur kita
yang ternama dan perkasa.
Dan biarkan ia nanti
tidur di sampingmu.
la pun anakmu.
Sekali waktu nanti
ia akan melahirkan cucu-cucumu.
Mereka akan sehat-sehat dan lucu-lucu.
Dan kepada mereka
ibunya akan bercerita
riwayat yang baik tentang nenek mereka:
bunda-bapak mereka.
Ciuman abadi
dari anak lelakimu yang jauh,
Willy.
PENDEKATAN STRUKTURALISME PADA PUISI “SURAT
KEPADA BUNDA : TENTANG CALON MENANTUNYA” KARYA W. S. RENDRA
A. Tipografi
Tipografi yaitu penyusunan baris dan bait dalam puisi.
Pada Puisi “Surat Kepada Bunda: Tentang Calon
Menantunya”, Rendra menggunakan tipografi yang teratur dengan baris dan
bait yang tidak sama. Penggolongan jenis tipografi tersebut dapat dilihat dari
jumlah kata tiap baris yang tidak sama dan jumlah baris tiap bait yang berbeda
pula. Namun, Rendra tetap
memperhitungkan dan memperhatikan rima dalam puisinya. Hal itu dapat dilihat
pada pemakaian kata yang berfonem akhir sama. Kesamaan bunyi akhir pada setiap
baris dalam bait tersebut bertujuan untuk memperindah puisi dan menekankan
maknanya. Jika pengarang mampu
menyusun kata-kata secara rapi dan rima yang teratur justru puisi akan terlihat
indah karena baris-baris puisi dapat tersusun secara terpadu.
Contoh:
....
Ibuku
Aku telah menemukan jodohku
Janganlah kau cemburu
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti
Pada waktunya, aku mesti kau lepaskan pergi
....
B.
Kata dan Diksi
1.
Kata
Kata
dipandang memiliki bunyi dan arti tertentu.
Dalam
puisi “Surat Kepada Bunda : Tentang Calon
Menantunya”,terjadi pula deotomatisasi dan defamiliar. Akan tetapi, sebagian
besar kata dalam puisi tersebut disusun dengan sederhana, tidak terlalu
ber-deotomatisasi dan defamiliar.
2.
Diksi
Diksi
dalam puisi dilakukan dengan pemilihan kata konotasi.
Puisi
tersebut menggunakan diksi yang umum dan sederhana. Sama halnya dengan judulnya,
puisi tersebut dikemas dengan sederhana dan mudah dimengerti. Namun, penyair
tetap menyisipkan keindahan dalam diksinya yang sederhana, dengan memilih
kata-kata yang disusunnya menjadi untaian kata bermakna konotatif. Misalnya,
penyair mengumpamakan dirinya yang telah mendapatkan jodoh, dengan kalimat :
….
Kerna kapal yang berlayar
Telah berlabuh dan ditambatkan
Dan sepatu yang berat serta nakal
Yang dulu biasa menempuh
Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara
Kini telah aku lepaskan
Dan berganti dengan sandal rumah
Yang tentram, jinak dan sederhana
….
C.
Bahasa Kiasan dan Bahasa Retorik
1.
Bahasa Kias
Bahasa
kiasan yaitu penggantian arti dalam puisi untuk memperoleh efek tertentu. Penyair menggunakan bahasa kias, antara lain sebagai berikut:
a)
Majas perbandingan, yaitu membandingkan
dua hal dengan menggunakan kata pembanding.
….
Seseorang yang bagai kau
Sederhana dalam tingkah laku dan bicara
Serta sangat menyayangimu
….
b)
Majas Personifikasi, yaitu memberikan sifat benda
hidup kepada benda mati. Jika penyair ingin
menghidupkan benda mati seolah-olah hidup, maka penyair harus memiliki
imajinasi yang lebih luas agar bisa merangkaikan kata-kata dengan sebuah benda
yang bisa dijadikan sebuah inspirasi
bagi penyair. Contoh penggunaan majas personifikasi sebagai berikut.
....
Dan sepatu yang berat serta nakal
yang dulu biasa menempuh
....
c)
Metafora
....
dan berganti
dengan sandal rumah
yang tenteram, jinak dan sederhana.
yang tenteram, jinak dan sederhana.
....
2.
Bahasa
Retorik
Bahasa retorik digunakan untuk memberi kesan penegasan atau
menarik perhatian pembaca. Misalnya, terjadi pengulangan (repetisi). Penyair
mengulang-ulang penggilan “Mama” hampir di setiap awal bait. Jadi penggunaan bahasa kiasan dan bahasa retorik
sering digunakan oleh pengarang dalam membuat puisi karena bahasa ini sebagai
pengganti arti dalam puisi untuk memperoleh efek keindahan. Karena pembaca akan
tertarik pada puisi yang disukai berdasarkan penggunaan kata-kata yang diberi
bahasa kiasan untuk lebih memperindah bahasa puisi dan menimbulkan daya
imajinasi pembaca sehingga bisa mudah dipahami atau dihayati oleh pembaca. Jadi
yang menggunakan daya imajinasi tidak hanya penyair saja dalam menciptakan
puisi tetapi pembaca juga menggunakan imajinasi agar bisa menyeimbangkan antara
pikiran penyair dan pembaca.
D.
Rima,
Aliterasi, dan Asonansi
1.
Rima
Rima
merupakan persamaan bunyi di akhir kata yang terdapat antarbaris dalam satu
bait. Rima terdiri dari rima awal,
rima tengah, rima akhir.
Misal rima yang terdapat pada puisi berjudul Surat Kepada
Bunda Tentang Calon Menantunya.
Ada bermacam-macam bentuk rima yaitu :
a.
Rima
tak sempurna.
Yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
Contoh:
Yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
Contoh:
....
Tentu sangatlah berat
Apabila telah dimengerti
Apabila telah disadari
....
b. Rima mutlak.
Yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi).
Yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata sebunyi).
Contoh :
....
Aku telah menemukan jodohku
Janganlah kau cemburu
Hendaknya hatimu yang baik itu mengerti
Pada waktunya, aku mesti kau lepaskan pergi
....
c. Rima tertutup.
yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
Contoh:
yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
Contoh:
....
Yang dulu biasa menempuh
Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
Dalam hidup lelaki yang kasar dan sengsara
Kini telah aku lepaskan
Dan berganti dengan sandal rumah
Yang tenteram, jinak dan sederhana
....
d. Rima sejajar.
yaitu persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.
Contoh:
yaitu persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.
Contoh:
....
Begitu kata alam, begitu kau mengerti
Bagai dulu bundamu melepas kau
Kawin dengan ayahku, dan bagai
Ibunda ayahku melepaskannya
Untuk mengawinimu
....
2.
Aliterasi yaitu persamaan bunyi konsonan pada suatu
baris puisi. Dalam puisi tersebut tidak ditemukan aliterasi dalam setiap baitnya.
3.
Asonansi
yaitu persamaan bunyi vokal pada satu baris puisi. Asonansi dalam puisi Rendra
tersebut dapat dijumpai pada :
….
Bila malam telah datang
Kisahkan padanya
….
E.
Imaji
Imaji merupakan citra atau bayangan yang muncul dalam pikiran pembaca
puisi. Tanpa imajinasi
pembaca belum tentu dapat memahami isi dari puisi tersebut, karena kata-kata
dalam puisi tersebut menggunakan beragam bahasa yang terkadang belum familiar
dikalangan masyarakat, sehingga pembaca kurang bisa memahami isi atau makan
yang tersirat dalam puisi tersebut. Contoh penggunaan imaji dalam puisi “Surat Kepada Bunda: Tentang Calon Menantunya”, yaitu:
1. Indera Penglihatan
a. Bila malam telah datang
b. Karena kapal yang berlayar
c. Telah berlabuh dan ditambatkan
d. Dalam hidup lelaki yang kasar
dan sengsara
e. Burung dara jantan yang nakal
f. Kini terbang dan telah menemui
jodohnya
g. Jalan-jalan yang mengkhawatirkan
2. Indra pendengaran
a. dan
panggillah ia dengan kata: Anakku!
b. ....
kisahkan padanya
riwayat para leluhur kita
riwayat para leluhur kita
....
F.
Tema dan Amanat
1.
Tema
Tema
yang diangkat dalam puisi tersebut ialah kekeluargaan, kerinduan, dan kasih
sayang antara ibu dan anaknya.
2. Amanat
Amanat yang ingin
disampaikan penyair yaitu seberapa inginnya ia membahagiakan ibunya dengan
mencari calon pendamping hidup yang baik dan sayang pula dengan ibunya. Dengan
kata dan diksinya pun penyair ingin mempengaruhi pembaca, menggugah rasa cinta
pembaca kepada orang tua, terutama ibu, dan berharap semua anak dapat
memberikan kebahagiaan untuk ibunya. Selain itu amanat yang ingin disampaikan oleh penyai yaitu bahwa hendaknya
orangtua itu menyayangi menantu seperti menyayangi kita seperti yang terdapat
dalam puisi.
....
Hari Sabtu yang akan datang
aku akan membawanya kepadamu.
Ciumlah kedua pipinya
berilah tanda salib di dahinya
dan panggillah ia dengan kata: Anakku!
aku akan membawanya kepadamu.
Ciumlah kedua pipinya
berilah tanda salib di dahinya
dan panggillah ia dengan kata: Anakku!
....
G.
Makna Puisi
Rendra dalam puisi “Surat Kepada Bunda: Tentang Calon Menantunya” ingin
menyampaikan kabar suka cita kepada ibunya, bahwa ia telah menemukan tambatan
hati yang menurutnya tepat, dapat menyayangi dirinya dan ibunya pula. Dalam
puisi tersebut Rendra juga menyampaikan permintaan kepada ibunya untuk ikhlas
melepaskannya untuk menikah nanti
dan juga menyayangi pilihan hatinya seperti menyayangi dirinya. Dengan
sepenuh hati Rendra meyakinkan pilihan hatinya kepada ibunya serta dengan sabar
dan penuh kasih sayang ia memberikan pengertian-pengertian agar ibunya ikhlas
dan lebih mudah untuk melepaskannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar