BENTUK TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM PEMENTASAN DRAMA
“PADA SUATU HARI” OLEH MAHASISWA ANGKATAN 2008
Oleh:
M
Bagus Priyo Sambodo
Prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
email: piyo_b@rocketmail.com
ABSTRAK
Pementasan drama merupakan tontonan yang menarik.
Karena dapat memberikan pendidikan sekaligus menghibur para penontonya. Berdasarkan
latar belakang tersebut permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu
jenis tindak tutur ilokusi apa saja yang digunakan dalam pementasan drama yang
dipentaskan oleh mahasiswa semester 8. Tujuan penelitian ini mendeskripsi jenis
tindak tutur ilokusi yang digunakan dalam pementasan drama. Dengan penelitian
ini, penulis memperoleh manfaat pengetahuan tentang tindak tutur ilokusi dari
segi jenis. Selain itu diharapkan dengan
adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan
bahasa dalam bidang pragmatik pada umumnya dan khususnya tentang kajian tindak
tutur terutama kajian tindak tutur ilokusi.
Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data
yang digunakan yaitu teknik simak dan teknik catat. Data penelitian ini
diperoleh dari tuturan para pemain dalam pementasan drama.
Berdasarkan
hasil analisis data, jenis tuturan ilokusi dalam pementasan drama terdapat lima
jenis tindak ilokusi. Kelima jenis tindak ilokusi adalah tindak tutur representatif
meliputi menyatakan, mengakui, melaporkan, menunjukkan, dan menyebutkan
Direktif meliputi mengajak, meminta, menyuruh, memohon, menyarankan, menantang,
memaksa, dan memberikan aba-aba. Komisif meliputi menawarkan, menyatakan
kesanggupan, dan berjanji. Ekspresif meliputi mengucapkan terima kasih,
mengkritik, menyalahkan, mengeluh, dan memuji, serta isbati yaitu melarang.
Saran
penulis sampaikan bagi pemakai bahasa, peneliti tindak ilokusi, dan pembaca
yang tertarik dengan kajian pragmatik, khususnya mahasiswa Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia yang tertarik dengan wacana komik kajian tindak tutur
khususnya tindak tutur ilokusi, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya terutama yang berhubungan dengan tindak tutur ilokusi.
Kata kunci: drama pada suatu hari, ilokusi
PENDAHULUAN
Dialog
antar pemain dalam pementasan drama yang berjudul “Pada Suatu Hari” yang pernah
dipentaskan oleh mahasiswa angkatan 2008 dalam mengikuti mata kuliah
penyuradaraan sangat menarik untuk dikaji. Hal ini karena merupakan tindak
praktek sosio-budaya yang tidak hanya memiliki makna literal, tetapi juga makna
nonliteral, atau yang disebut oleh Grice (1975) dalam Imron Rosidi sebagai natural meaning dan non-natural meaning. Selain itu juga
dapat memberikan pendidikan sekaligus dapat menghibur para penontonya.
Tindak
tutur merupakan perilaku berbahasa seseorang yang berupa tindak ujaran
seseorang dalam situasi atau posisi ujaran tertentu. Tuturan dalam percakapan
menghasilkan sejumlah makna tutur, baik secara konvensional maupun secara
konversasional. Tuturan konvensional adalah tuturan yang makna tuturannya dapat
dipahami secara lahiriah, sesuai makna tersurat pada tuturan yang dituturkan.
Tuturan konversasional adalah tuturan tersirat yang makna tuturannya dipahami
melalui konteks dan kekuatan-kekuatan yang berhubungan dengan tuturan yang dituturkan.
Kekuatan yang dimaksud adalah kemampuan tuturan tersebut untuk melakukan
tindakan sesuatu, seperti ‘meminta, berjanji, tawaran, dsb.’ Kekuatan atau daya
tutur itu disebut ilokusi yang sekaligus mengubah status tuturan konversasional
yang berwujud implikatur.
Tindak ilokusi adalah
tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak jenis ini memiliki konsep yang
berkaitan dengan proporsi kalimat. Kalimat atau tuturan dalam hal ini dipandang
sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua unsur, yaitu subjek/topik dan
predikat (Nababan, dalam I Dewa Putu Wijana dan Muhammad Rohmadi, 2011: 21 – 22). Fungsi tindak tutur ilokusi dialog drama yang
berjudul “Pada Suatu Hari” adalah (1) fungsi ilokusi representatif antara
lain; menyatakan, melaporkan, mengakui, menyebutkan, menunjukkan (2) fungsi
ilokusi direktif antara lain; mengajak, meminta, menyuruh, memohon,
menyarankan, menantang, memaksa, memberi aba-aba (3) fungsi ilokusi komisif
antara lain; menyatakan kesanggupan, menawarkan sesuatu, dan berjanji (4) fungsi
ilokusi ekspresif antara lain; berterima kasih, mengkritik, menyalahkan,
mengeluh dan memuji (5) fungsi isbati melarang. Berdasarkan alas an dia atas,
peneliti tertarik untuk meneliti ilokusi dalam pementasan drama “Pada Suatu
Hari” yang dipentaskan oleh mahasiswa Prodi Bahasa Indonesia angkatan 2008.
Pada bagian pembahasan akan dipaparkan mengenai ilokusi yang ada dalam
pementasan.
KAJIAN PUSTAKA DAN
LANDASAN TEORI
Penelitian ini menggunakan teori-teori pragmatik sebagai
landasan teori, dalam kajian pustaka akan menjelaskan secara rinci pengertian
pragmatik dan tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlukosi.
Kajian
pragmatik merupakan kajian yang menarik. Hal ini terbukti dengan masih
banyaknya penelitian tentang pragmatik khususnnya kajian tentang tindak tutur.
Adapun beberapa pustaka yang relevan untuk mendasari penelitian ini meliputi
beberapa hasil penelitian tentang tindak tutur antara lain, Leech (1983).
Leech
(1983) dalam Muhammad Rohmadi menyatakan bahwa pragmatik sebagai cabang ilmu
bahasa yang mengkaji penggunaan bahasa berintegrasi dengan tata bahasa yang
terdiri atas fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.
Wijana
(1996) dalam bukunya yang berjudul
Dasar-dasar Pragmatik membahas mengenai situasi tutur, tindak tutur
dengan berbagai jenis yang menyangkut ilmu pragmatik. Dalam buku ini Wijana
menganut Leech dalam aspek-aspek situasi tutur. Buku ini juga menjelaskan
jenis-jenis tindak tutur. Buku ini digunakan sebagai bahan pustaka. Buku ini
juga digunakan sebagai bahan pustaka.
Sementara itu, Nelly Yani BP dalam
skripsinya yang berjudul “Tindak Tutur Ilokusi Dalam Wacana Komik Di Majalah
Annida” ditemukan pemakaian tindak tutur yaitu tindak tutur representatif,
direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi yang didasarkan pada tindak tutur
menurut Searle. Jenis-jenis tindak tutur tersebut membentuk satu komposisi atau
susunan.
Searle (1975) dalam Imron Rosidi, M.Pd juga mengklasifikasikan
ilokusi ke dalam lima kategori, yaitu ilokusi asertif/representatif, ilokusi
direktif, ilokusi komisif, ilokusi ekspresif, dan ilokusi deklaratif.
Dalam tulisan ini penulis tidak menyajikan secara menyeluruh semua hasil
analisis data, namun hanya beberapa yang dianggap penting.
Persamaan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
sama-sama mengkaji tentang tindak tutur,
akan tetapi penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapi penelitian-penelitian
sebelumnya, tentunya dengan menggunakan teknik atau metode penelitian yang
berbeda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nelly Yani BP, peneliti
merasa tertarik akan kajian tentang tindak tutur, karena itu peneliti menggambil
kajian tentang tindak tutur yang dikhususkan dalam pementasan drama “Pada Suatu
Hari” oleh mahasiswa angkatan 2008.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini difokuskan pada ilokusi percakapan dalam pementasan drama
yang berjudul “Pada Suatu Hari” karya Arifin C. Noor. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Pemilihan
metode tersebut, yaitu dengan mempertimbangkan mengenai data-data yang akan diperoleh
berupa kata-kata, karena berkaitan dengan tindak tutur. Teknik yang digunakan
dalam mengumpulkan data yaitu teknik simak dan teknik catat. Percakapan yang
mengandung tindak ilokusi dalam rekaman pementasan drama “Pada Suatu Hari”
dicatat. Kemudian tindak tutur yang telah tergolong dalam tindak tutur ilokusi
dianalilis dengan triangulasi data. Analisis data ini terjadi berupa
perbandingan data yang berupa tuturan tokoh yang terkumpul dalam naskah dengan
teori tentang tindak tutur. Data penelitian ini berbentuk penggunaan bahasa (language
used), baik dalam bentuk pergelaran ketoprak, maupun berasal dari rekaman
ketoprak. Sumber data penelitian ini adalah rekaman pementasan drama.
PEMBAHASAN
Berdasarkan tindak ilokusi dalam pementasan drama “Pada Suatu Hari”,
dapat ditemukan lima jenis tindak ilokusi.
Kelima jenis tindak ilokusi ini adalah tindak tutur representatif,
tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif, dan tindak
tutur deklarasi/isbati.
1.
Tindak Tutur
Representatif
Pada penelitian ini ditemukan tindak ilokusi
representatif menyatakan, mengakui, melaporkan, menunjukkan, dan menyebutkan. Adapun yang termasuk dalam
jenis tindak ilokusi representatif dalam wacana komik di majalah Annida dapat
dijelaskan pada penggalan tuturan berikut.
a.
Tindak Tutur Representatif Menyatakan
Tuturan
menyatakan adalah tuturan yang sesuai dengan kenyataan. Hal ini dapat
dijelaskan pada data tuturan berikut ini.
KONTEKS : KAKEK DAN NENEK SEDANG BERDUAAN DI RUANG TAMU
Adegan 1
Nenek :
“Tidak mungkin sayang, kau tahu saya
sedikit flu karena pesta beberapa hari yang lalu?”
Kakek :
“O iya, saya baru ingat sekarang”
Dalam tuturan menyatakan yang
dituturkan oleh nenek kepada kakek ini
memunyai maksud bahwa ia sedang sakit flu karena kelelahan ketika mengikuti
pesta beberapa hari yang lalu. Kebenaran tuturan representatif menyatakan
tersebut jika apa yang dituturkan sesuai dengan kenyataannya, dalam hal ini
mitra tutur yaitu kakek tau betul keadaan nenek yang sebenarnya.
b.
Tindak Tutur
Representatif Melaporkan
Tuturan melaporkan merupakan tuturan
yang juga menuturkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Ini terdapat pada
tuturan berikut.
KONTEKS : NENEK DAN KAKEK SEDANG BERDUAAN, LALU SURTI
DATANG MEMBERI TAU JIKA ADA TAMU
Adegan 4
Surti : “Ada tamu, nyonya besar.”
Nenek :
“Siapa?”
Tindak ilokusi representatif melaporkan
tersebut ditunjukkan pada tuturan Surti “Ada
tamu nyonya besar”, maksudnya ia melaporkan kepada nenek bahwa ada tamu.
Kebenaran tindak ilokusi representatif melaporkan ini adalah apa yang
dituturkan sesuai dengan kenyataan, dalam hal ini penutur pada saat itu
melaporkan kepada mitra tutur bahwa ada tamu.
c.
Tindak Tutur
Representatif Mengakui
Tuturan
mengakui merupakan tuturan yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, mengakui
untuk diri sendiri dan orang lain akan sesuatu hal.
KONTEKS
: KETIKA SURTI MENYAJIKAN MINUMAN KESUKAAN NYONYA WENAS (JANDA)
Adegan 8
Janda : “Siapa yang memilih minuman
ini?”
Surti : “Saya sendiri nyonya”
Tindak ilokusi representatif mengakui tersebut di
tunjukkan pada tuturan “Saya sendiri
nyonya” pada tuturan ini penutur mengakui kepada mitra tutur bahwa penutur
sendirilah yang berinisiatif menyajikan minuman kesukaan nyonya Wenas (Janda).
d.
Tindak Tutur Representatif
Menyebutkan
Tindak tutur representatif menyebutkan adalah tindak tutur
yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas apa yang dituturkan dengan tuturan
yang berisi menyebutkan, misalnya mengucapkan nama benda atau orang dan
sebagainya. Tuturan representatif menyebutkan terdapat pada kutipan wacana di
bawah ini.
KONTEKS : NENEK MENGINTROGASI SURTI TERKAIT MINUMAN
YANG DISAJIKANNYA KEPADA JANDA
Adegan 12
Nenek : “Sejak tadi pagi, sudah berapa
kali kamu berbohong?”
Surti : “Belum sekaipun nyonya.”
Nenek : ” Akui saja, toh tak akan
mengurangi penghasilanmu”
Surti : “Terus terang, sudah dua kali
nyonya”
Nenek : “Nah, begitu lebih baik, apa
saja?”
Surti : “Pertama kepada suami saya”
Ucapan Surti merupakan tindak tutur representatif menyebutkan,
karena ia menyebutkan tentang kepada siapa saja ia telah berbohong pada hari
ini.
e.
Tindak Tutur
Representatif Menunjukkan
Tindak
tutur representatif menunjukkan adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya
atas apa yang dituturkannya dengan menggunakan tuturan yang berisi menunjukkan.
Berikut adalah kutipan wacana yang berjenis tindak tutur represenatif
menunjukkan.
KONTEKS
: JANDA (NYONYA WENAS) SEDANG DUDUK DI RUANG TAMU, DAN DI SUGUHI MINUMAN
KESUKAANYA OLEH SURTI.
Adegan
8
Janda : “Siapa yang memilih minuman
ini?”
Surti : “Saya sendiri nyonya, kenapa?”
Tuturan
“Saya sendiri nyonya” yang dilakukan oleh surti kepada Janda dengan maksud
untuk menunjukkan bahwa dia sendirilah yang berinisiatif menyuguh minuman
kesukaan si Janda. Dengan demikian, kutipan wacana diatas merupakan tindak
tutur representatif menunjukkan, karena diucapkan oleh Surti dengan suatu
kebenaran untuk menunjukkan bahwa dirinyalah yang berinisiatif menyajikan
minuman kesukaan Janda.
2.
Tindak
Tutur Direktif
Tindak
ilokusi direktif merupakan dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan
tindakan yang disebutkan dalam tuturan itu. Dalam penelitian ini ditemukan lima
jenis tindak ilokusi direktif yang meliputi mengajak, meminta, menyuruh,
memohon, menyarankan, menantang, memaksa
dan memberikan aba-aba. Tuturan tersebut dapat dilihat pada data berikut
ini.
a.
Tindak Tutur Direktif
Meminta
Tuturan
meminta menimbulkan pengaruh kepada mitra tutur untuk melakukan suatu tindakan
meminta, apakah itu dalam suatu perbuatan atau tuturan saja. Tuturan yang
menunjukkan meminta terdapat pada data berikut.
KONTEKS : NENEK MERAYU KAKEK AGAR MAU BERNYANYI
Adegan
3
Kakek : “satu lagu?”
Nenek : “Ayolah sayang, Penonton sudah tidak sabar menunggu sang penyanyi”
Tuturan
““Ayolah sayang, Penonton sudah tidak
sabar menunggu sang penyanyi!”,
dituturkan nenek kepada kakek dengan maksud untuk merayu dan meminta kakek untuk mau menyanyi. Kutipan dialog
tersebut termasuk ke dalam tindak tutur direktif meminta, karena tuturan
tersebut berisi permintaan nenek kepada kakek untuk menyanyi.
b.
Tindak Tutur Direktif
Mengajak
Tuturan
mengajak merupakan tuturan yang mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan suatu
tindakan. Penggalan tuturan yang menunjukkan adanya tuturan mengajak dapat
dilihat pada tuturan berikut ini.
KONTEKS : SURTI MENGAJAK MELI DAN FERI MASUK KEDALAM
UNTUK MELIHAT IKAN
Adegan 16
Surti : “Ayo kita lihat ikan kedalam”
Meli, Feri :” Asik lihat ikan”
Tuturan
“Ayo kita lihat ikan” dituturkan oleh
Surti kepada meli dan Feri dengan maksud untuk mengajak melihat ikan. Kutipan dialog
tersebut termasuk ke dalam tindak tutur direktif mengajak, karena tuturan
tersebut berisi ajakan yang dilakukan Surti kepada Meli Feri untuk melihat ikan.
c.
Tindak Tutur Direktif
Menyuruh
Tuturan
menyuruh merupakan tuturan yang termasuk dalam tindak ilokusi direktif. Tuturan
menyuruh merupakan tuturan yang menyatak tindakan. Ini dapat dijelaskan pada
tuturan di bawah ini.
KONTEKS:
NENEK MENYURUH SURTI MEMBAWA MASUK MINUMAN KESUKAAN JANDA
Adegan 9
Nenek : “Surti ! Bawa minuman ini kedalam”
Surti : “Baik nyonya”
Tuturan
“Surti !! Bawa minuman ini kedalam”,
dituturkan oleh nenek kepada Surti dengan maksud agar ia segera mengambil
minuman kesukaan Janda, dan menggantinya dengan yang tidak disukai janda. Oleh
karena itu, kutipan dialog diatas merupakan tindak tutur direktif menyuruh karena
tuturan tersebut dimaksudkan nenek untuk menyuruh Surti membawa masuk minuman
itu.
d.
Tindak Tutur Direktif
Memohon
Memohon
merupakan suatu tuturan yang juga menyatakan untuk melakukan suatu tindakan.
Penggalan tuturan tersebut ditunjukkan sebagai berikut.
KONTEKS
: NENEK MENANGIS, DAN KAKEK BERUSAHA MENGHIBUR
Adegan 13
Nenek : (tiba-tiba menagis)
Kakek : “Diamlah, sayang. Kalau kau diam saya akan menyanyi lagi....”
Tuturan
”Diamlah, sayang. Kalau kau diam saya
akan menyanyi lagi....”diucapkan oleh Kakek dengan maksud untuk memohon
pada nenek agar ia berhenti menangis. Dengan demikian, kutipan dialog diatas
merupakan tindak tutur direktif memohon karena berisi permohonan atau harapan
agar nenek berhenti menangis.
e.
Tindak Tutur Direktif
Menyarankan
Tindak
tutur direktif menyarankan adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya
dengan maksud agar sipendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan
yang berisi saran dan anjuran. Tuturan
berikut merupakan tindak tutur direktif menyarankan.
KONTEKS:
NOVIA MENYARANKAN KAKEK UNTUK MEMBUANG KAKTUS, TUMBUHAN KESUKAAN JANDA
Novia : “Buang saja kaktus itu pak”
Nita : “Soalnya bukan kaktus. Soalnya
itu cemburu pada nyonya Wenas.”
Pada
tuturan diatas, yang menunjukkan tindak ilokusi direktif menyarankan terdapat
pada tuturan “Buang saja kaktus itu pak”
maksudnya penutur menyarankan agar mitra tutur (kakek) mau membuang kaktus.
f.
Tindak Tutur Direktif
Menantang
Tindak
tutur direktif menantang adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penuturnya
dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam
tuturan yang berisi tantangan. Tuturan
menantang adalah tuturan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengahadapi atau
melawan orang lain. Berikut ini adalah pemaparan hasil analisis tindak tutur
direktif menantang.
KONTEKS:
KAKEK MENBERI PENJELASAN TENTANG KEDATANGAN JANDA PADA NENEK, TAPI NENEK TIDAK
PERCAYA
Adegan 11
Nenek : “Kau Bohong”
Kakek : “Kalau tak percaya, kau boleh memanggil Surti”
Tuturan
” Kalau tak percaya, kau boleh memanggil
Surti” dilakukan oleh Kakek kepada nenek yang sedang marah. Kakek menantang
nenek untuk membuktikan kebenaran dengan cara bertanya kepada Surti. Dengan
demikian, kutipan dialog diatas merupakan tindak tutur direktif menantang,
karena berisi sebuah tantangan yang
dilakukan oleh kakek kepada nenek yang tidak mempercayai ucapanya.
g.
Tindak Tutur Direktif
Memaksa
Tindak
tutur direktif memaksa adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dengan
maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang
berisi memaksa. Tuturan memaksa adalah tuturan yang dilakukan oleh seseorang
dengan maksud untuk menyuruh kepada orang lain secara paksa, biasanya
berkonotasi kasar. Berikut ini adalah hasil analisis tindak tutur direktif
memaksa.
KONTEKS : NENEK SESAK NAFAS KARENA KELAKUAN NOVIA
Adegan 20
Nita : “Cepat ambilkan air dingin Surti”
Surti : “Sebentar nyonya”
Dituturkan
oleh Nita kepada Surti yang maksudnya memaksa Surti untuk mengambilkan minuman
untuk nenek.
3.
Tindak Tutur
Komisif
Tindak
ilokusi komisif merupakan tindak ilokusi yang mendorong penutur untuk melakukan
sesuatu. Tindak ilokusi komisif dan direktif sama-sama digunakan untuk
melaksanakan tindakan, namun dalam tindak ilokusi komisif ini penutur
sendirian. Tindak tutur komisif yang
ditemukan dalam penelitin ini yaitu menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan
berjanji. Tuturan tersebut dapat dilihat pada kutipan wacana di bawah ini.
a.
Tindak Tutur Komisif
Menyatakan Kesanggupan
Tindak
tutur komisif menyatakan kesanggupan adalah
tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan apa yang disebutkan di
dalam tuturan yang berfungsi untuk menyatakan kesanggupan. Berikut kutipan
wacana yang termasuk ke dalam tindak tutur komisif menyatakan kesanggupan.
KONTEKS
: NENEK MERAYU KAKEK UNTUK MAU BERNYANYI, KEMUDIAN KAKEK MENYANGGUPINYA
Adegan 3
Kakek : “dan sorga saya?”
Nenek : “ mungkin tertutup”
Kakek : “baik, saya akan menyanyi, tapi separo, kalo satu lagu nanti batuk”
Maksud
perkataan kakek yaitu menyanggupi permintaa nenek untuk bernyanyi, tapi separo
lagu. Oleh karena itu, kutipan wacana dialog diatas merupakan tindak tutur komisif menyatakan kesanggupan.
b.
Tindak Tutur Komisif
Berjanji
Tindak
tutur komisif berjanji adalah tindak tutur yng mengikat penuturnya untuk
melaksanakan apa yang disebutkan di dalam tuturan berjanji. Tuturan berjanji
adalah tuturan yang dilakukan untuk menyatakan suatu perjanjian. Berikut adalah
tuturan yang berjenis tindak tutur komisif
berjanji.
KONTEKS : KAKEK
NENEK SEDANG BERDUAAN DAN KAKEK MEMINTA NENEK MENYANYI TAPI TIDAK MAU
Adegan 3
Nenek : “Habis kaupun slalu mengejek
setiap kali saya menyanyi”
Kakek : “sekarang tidak, sejak sekarang saya tak akan mengejek kau lagi”
Tuturan
kakek maksudnya untuk berjanji kalau dia tak akan mengejek nenek menyanyi lagi.
Oleh karena dialog ini merupakan tindak tutur komisif berjanji, karena berisi perjanjian yang dilakukan oleh kakek
kepada Nenek.
4.
Tindak Tutur Ekspresif
Tindak
tutur ilokusi ekspresif merupakan tindak
tutur yang dimaksudkan penuturnya agar ujarannya diartikan sebagai evaluasi
tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Dalam tindak ilokusi
ekspresif ditemukan
tuturan
mengucapkan terima kasih, mengkritik, menyalahkan, mengeluh dan memuji. Adapun
tuturan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
a.
Tindak Tutur Ekspresif
Mengucapkan Terima Kasih
Tindak tutur ekspresif mengucapkan
terima kasih adalah tindak tutur yang
dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan
di dalam tuturan yang berisi ucapan terima kasih. Berikut data tuturan
ekspresif mengucapkan terima kasih.
KONTEKS : JANDA
PAMIT
Adegan 9
Janda : “Sayang sekali dia sedang
sakit, saya harus segera pulang”
Kakek : “ Terima kasih banyak atas kunjungan nyonya”
Kakek mengucapkan terima kasih
kepada janda yang telah berkunjung ke rumah.
b.
Tindak Tutur Ekspreif
Menyalahkan
Tindak
tutur ekspresif menyalahkan adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud
agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam
tuturan yang berisi menyalahkan. Tuturan
menyalahkan adalah tuturan yang digunakan untuk menyatakan (memandang,
menganggap) salah pada seseorang. Berikut ini merupakan tindak tutur ekspresif
menyalahkan.
KONTEKS : KAKEK
TERTAWA KARENA KURANG PERHATIAN
Adegan 3
Kakek : (Tertawa) saya baru ingat
sekarang
Nenek : “Selalu kau begitu, selalu kau tak pernah ambil pusing setiap kali saya
sakit”
Nenek
menyalahkan kakek karena kurang perhatian.
c.
Tindak Tutur Ekspresif
Mengeluh
Tindak
tutur ekspresif mengeluh adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar
tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam
tuturan mengeluh. Tuturan mengeluh adalah tuturan yang dilakukan untuk
menyatakan susah karena penderitaan, kesakitan, kekecewaan. Tuturan berikut
merupakan tindak tutur ekpresif mengeluh.
KONTEKS: NENEK TIDAK
LULUH MENDENGAR RAYUAN KAKEK
Adegan 13
Kakek : “Tuhan, kepala saya cuma satu dan puyeng,
kalau saja saya punya tiga kepala, tentu saya tau apa yang harus saya lakukan
agar kau diam”
d.
Tindak Tutur Ekspresif
Memuji
Tindak
tutur ekspresif memuji adalah tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar
tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan
yang berisi pujian. Tuturan memuji adalah tuturan yang digunakan untuk
melahirkan suatu penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik, indah, gagah,
berani, dan sebagainya. Berikut adalah pemaparan hasil analisis tindak tutur
ekspresif memuji.
KONTEKS : KAKEK DAN NENEK BERMESRAAN
Nenek : “Kau sudah terlalu pintar berciuman ketika
pertama kali mencium saya”
Kakek : “Saya memang
pintar berkhayal, setiap kali saya menonto, saya selalu membayangkan adegan
ciuman dengan amat terperinci”
5.
Tindak Tutur Isbati
Melarang
Tindak
tutur isbati melarang adalah tindak tutur yang dilakukan sipenutur dengan maksud
untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru dengan
menggunakan tuturan yang berisi larangan.
Tuturan
melarang adalah tuturan yang dilakukan untuk memerintahkan supaya tidak
melakukan sesuatu. Tuturan berikut merupakan tindak tutur isbati melarang.
KONTEKS : KAKEK SEDANG MENASIHATI NOVIA
Adegan 18
Kakek : “Kau jangan berkata begitu”
Dituturkan oleh kakek
terhadap novia, yang isinya melarang Novia untuk bertindak seperti itu.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis
peneltian ini ditemukan jenis dan fungsi tindak tutur ilokusi dalam pementasan
drama yang berjudul “Pada Suatu Hari”. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa
tindak tutur selalu terjadi pada setiap aktifitas komunikasi/ aktifitas
berbahasa yang dilakukan oleh setiap masyarakat.
Jenis tindak tutur ilokusi yang ditemukan
terdiri atas lima jenis tindak tutur yaitu tindak tutur representatif meliputi
menyatakan, mengakui, melaporkan, menyebutkan,
dan menunjukkan. Tindak tutur
direktif meliputi mengajak, meminta, menyuruh, memohon, menyarankan, menantang,
memaksa, dan memberikan aba-aba. Tindak
tutur komisif meliputi menawarkan, menyatakan kesanggupan, dan berjanji. Tindak
tutur ekspresif meliputi mengucapkan terima kasih, mengkritik, menyalahkan,
mengeluh, dan memuji, serta tindak tutur isbati meliputi tindak tutur isbati
melarang.
SARAN
Dari hasil penelitian ini
disarankan:
1.
Pemakai bahasa
hendaknya menggunakan tuturan sesuai dengan pernyataan terutama pernyataan
tindak ilokusi sehingga maksud yang disampaikan dapat dimengerti oleh banyak
pihak.
2.
Peneliti tindak ilokusi
yang akan melakukan penelitian hendaknya memfokuskan pada tindak ilokusi dengan
objek penelitian yang berbeda.
3.
Para pembaca yang
tertarik dengan kajian pragmatik,
khususnya dalam mempelajari tindak tutur ilokusi agar mendalami jenis tindak
tutur ilokusi yang terbagi dalam kategori yang terdapat pada tindak tutur
ilokusi.
4.
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya
terutama yang berhubungan dengan tindak tutur ilokusi.
DAFTAR
PUSTAKA
I Dewa
Putu Wijaya, M. Rohmadi. 2011. Analisis
Wacana Pragmatik Kajian Teori
dan Analisis.
Surakarta : Yuma Pustaka.
Imron Rosidi. 2009. Bentuk
Implikatur Dalam Kegiatan Transaksi Di Koperasi Siswa Smkn Kota Pasuruanhttp:
//guru umarbakri.blogspot.com/2009/06/ilmu-bahasa.html. (diakses pada 30 April
2011 pukul 21.00).
Nelly Yani BP.
2007. Tindak
Tutur Ilokusi Dalam Wacana Komik Di Majalah Annida (Skripsi).
Semarang
Wijana,
I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik.
Yogyakarta : Andi Offset.
Muhammad Bagus Priyo
Sambodo, k1208031, Lahir di Magelang, 7 Februari 1990. Saat ini tinggal di
Sumber Ketandan Rt:19/06 Secang, Magelang. Riwayat Pendidikan: SD Negeri Secang
2/4 (2002), kemudian melanjutkan di SMP N 1 Secang (lulus 2005), dan SMA di SMA
N 2 Magelang (lulus 2008). Saat ini sedang menyelesaikan program S1 Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia di UNS Surakarta. Email: piyo_b@rocketmail.com. HP: 08995259506. “Allahu Akbar !!”